Masih Populer! Rahasia Kalender Weton Jawa: Bisa Ramal Jodoh, Rezeki, dan Hari Sial!
08 May 2025 - Dbmedianews
Author: Helga Almirah Chalanta Ramadhan
Editor: Ahmad Dzul Ilmi Muis
57 1

Perayaan Weton, Tradisi Syukuran Setiap 35 Hari Sekali

Dalam masyarakat Jawa, ulang tahun bukan hanya dirayakan setahun sekali, tetapi juga setiap 35 hari berdasarkan siklus kalender Weton.

Perayaan ini dikenal sebagai “Wetonan”, yaitu hari di mana kombinasi hari dan pasaran seseorang kembali bertemu.

Misalnya, jika seseorang lahir pada Sabtu Pahing, maka setiap kali Sabtu Pahing kembali jatuh (setiap 35 hari), orang tersebut bisa mengadakan syukuran atau ritual kecil sebagai bentuk doa dan introspeksi diri.

Ritual ini dianggap sebagai cara untuk “membersihkan diri” dan meminta perlindungan dari energi negatif.

Perayaan wetonan menjadi salah satu bukti kuat bahwa kalender Weton tak hanya digunakan secara praktis, tetapi juga secara spiritual dan emosional dalam kehidupan masyarakat Jawa.

Namun, bagaimana peran kalender Weton di era digital dan modern saat ini?

Kalender Weton di Era Digital: Masih Relevan atau Mulai Terlupakan?

Meski zaman telah bergeser ke era digital dan rasional, kepercayaan terhadap kalender Weton masih mengakar kuat di banyak wilayah Jawa.

Kini, berbagai aplikasi dan situs web online sudah menyediakan fitur pencari Weton, perhitungan neptu, hingga ramalan kecocokan pasangan berdasarkan hari lahir tanpa perlu membuka primbon kuno.

Bahkan, banyak generasi muda yang mulai tertarik menelusuri kembali warisan leluhur ini, baik untuk kebutuhan spiritual, sebagai bagian dari pencarian jati diri, maupun sekedar rasa ingin tahu.

Menariknya, dalam dunia spiritual modern, kalender Weton dilirik kembali karena mirip dengan tren astrologi barat seperti zodiak dan numerologi.

Di sisi lain, kalender Weton juga diangkat kembali dalam berbagai konten kreatif dan edukatif, mulai dari YouTube hingga TikTok, menunjukkan bahwa nilai-nilai budaya Jawa tetap bisa beradaptasi di era digital.

Namun, tetap penting untuk menempatkan keyakinan ini secara bijak.

Jangan sampai kepercayaan terhadap Weton membuat seseorang bersikap fatalistik atau menolak keputusan rasional.

Antara Keyakinan dan Realita

Kalender Weton Jawa memang kaya akan makna filosofis dan spiritual, tetapi penggunaannya sebaiknya ditempatkan sebagai alat refleksi, bukan sebagai penentu tunggal.

Dr. Iva Ariani, pakar filsafat Jawa UGM, menjelaskan bahwa perhitungan Jawa ini berasal dari “ilmu titen,”, dimana titen berarti sedang membaca situasi sekitar dengan berbagai kejadian di alam.

Ia juga menegaskan bahwa kalender perhitungan ini bersifat budaya atau tradisi, bukan menggantikan keputusan secara logis atau ilmiah.

“Iya ini sebenarnya pengetahuan, pengetahuan tradisional masyarakat,” jelasnya.

Perhitungan Weton bisa menjadi panduan, namun keputusan akhir tetap berada pada kehendak dan usaha manusia.

Dengan memadukan warisan budaya dan logika modern, masyarakat Jawa masa kini dapat menjadikan kalender Weton sebagai sarana untuk menghargai tradisi, dan mengambil keputusan hidup dengan lebih sadar.

Penasaran dengan informasi budaya lokal yang sarat makna seperti kalender Weton Jawa ini, pantau terus DB News. (*)

Berita Terbaru
Rekomendasi Berita
Masih Populer! Rahasia Kalender Weton Jawa: Bisa Ramal Jodoh, Rezeki, dan Hari Sial!
08 May 2025 - Dbmedianews
Author: Helga Almirah Chalanta Ramadhan Helga Almirah Chalanta Ramadhan
Editor: Ahmad Dzul Ilmi Muis Ahmad Dzul Ilmi Muis
57 1
 

Perayaan Weton, Tradisi Syukuran Setiap 35 Hari Sekali

Dalam masyarakat Jawa, ulang tahun bukan hanya dirayakan setahun sekali, tetapi juga setiap 35 hari berdasarkan siklus kalender Weton.

Perayaan ini dikenal sebagai “Wetonan”, yaitu hari di mana kombinasi hari dan pasaran seseorang kembali bertemu.

Misalnya, jika seseorang lahir pada Sabtu Pahing, maka setiap kali Sabtu Pahing kembali jatuh (setiap 35 hari), orang tersebut bisa mengadakan syukuran atau ritual kecil sebagai bentuk doa dan introspeksi diri.

Ritual ini dianggap sebagai cara untuk “membersihkan diri” dan meminta perlindungan dari energi negatif.

Perayaan wetonan menjadi salah satu bukti kuat bahwa kalender Weton tak hanya digunakan secara praktis, tetapi juga secara spiritual dan emosional dalam kehidupan masyarakat Jawa.

Namun, bagaimana peran kalender Weton di era digital dan modern saat ini?

Kalender Weton di Era Digital: Masih Relevan atau Mulai Terlupakan?

Meski zaman telah bergeser ke era digital dan rasional, kepercayaan terhadap kalender Weton masih mengakar kuat di banyak wilayah Jawa.

Kini, berbagai aplikasi dan situs web online sudah menyediakan fitur pencari Weton, perhitungan neptu, hingga ramalan kecocokan pasangan berdasarkan hari lahir tanpa perlu membuka primbon kuno.

Bahkan, banyak generasi muda yang mulai tertarik menelusuri kembali warisan leluhur ini, baik untuk kebutuhan spiritual, sebagai bagian dari pencarian jati diri, maupun sekedar rasa ingin tahu.

Menariknya, dalam dunia spiritual modern, kalender Weton dilirik kembali karena mirip dengan tren astrologi barat seperti zodiak dan numerologi.

Di sisi lain, kalender Weton juga diangkat kembali dalam berbagai konten kreatif dan edukatif, mulai dari YouTube hingga TikTok, menunjukkan bahwa nilai-nilai budaya Jawa tetap bisa beradaptasi di era digital.

Namun, tetap penting untuk menempatkan keyakinan ini secara bijak.

Jangan sampai kepercayaan terhadap Weton membuat seseorang bersikap fatalistik atau menolak keputusan rasional.

Antara Keyakinan dan Realita

Kalender Weton Jawa memang kaya akan makna filosofis dan spiritual, tetapi penggunaannya sebaiknya ditempatkan sebagai alat refleksi, bukan sebagai penentu tunggal.

Dr. Iva Ariani, pakar filsafat Jawa UGM, menjelaskan bahwa perhitungan Jawa ini berasal dari “ilmu titen,”, dimana titen berarti sedang membaca situasi sekitar dengan berbagai kejadian di alam.

Ia juga menegaskan bahwa kalender perhitungan ini bersifat budaya atau tradisi, bukan menggantikan keputusan secara logis atau ilmiah.

“Iya ini sebenarnya pengetahuan, pengetahuan tradisional masyarakat,” jelasnya.

Perhitungan Weton bisa menjadi panduan, namun keputusan akhir tetap berada pada kehendak dan usaha manusia.

Dengan memadukan warisan budaya dan logika modern, masyarakat Jawa masa kini dapat menjadikan kalender Weton sebagai sarana untuk menghargai tradisi, dan mengambil keputusan hidup dengan lebih sadar.

Penasaran dengan informasi budaya lokal yang sarat makna seperti kalender Weton Jawa ini, pantau terus DB News. (*)

Tautan telah disalin ke clipboard!