DB NEWS - Merasa hari-harimu selalu penuh tekanan, padahal pekerjaan nggak sebanyak itu? Bisa jadi kamu belum menemukan cara mengatur waktu yang tepat.
Kehidupan modern menuntut kita untuk produktif setiap saat. Tapi sayangnya, tuntutan ini seringkali membuat kita merasa kelelahan secara mental dan emosional.
Banyak orang terjebak dalam rutinitas yang bikin stres tanpa sadar–bangun pagi terburu-buru, kerja tanpa jeda, malamnya overthinking, lalu jatuh ke dalam jurang burnout.
Padahal dengan strategi manajemen waktu yang simpel tapi efektif, kamu bisa menjalani hari dengan lebih tenang, fokus, dan tentu saja jauh dari burnout.
Mengatur waktu bukan sekedar membuat to-do list atau memasang alarm bangun pagi.
(BACA JUGA: Bahaya Tersembunyi di Balik Segelas Susu Kental Manis: Ini Fakta yang Harus Kamu Tahu!)
Ini tentang manajemen energi, prioritas, dan kesehatan mental. Lalu, bagaimana cara mengatur waktu agar kita tetap waras di tengah padatnya aktivitas?
Artikel ini membahas 7 tips manajemen waktu harian yang bisa membantumu keluar dari siklus overthinking dan burnout.
Pernah merasa burnout padahal pekerjaanmu tidak sebanyak itu? Mungkin kamu belum kenal “golden hour” mu.
Setiap orang punya waktu emas alias “golden hour”, periode dimana tubuh dan otak bekerja paling optimal.
Ada yang merasa super produktif di pagi hari, ada pula yang justru aktif di malam hari. Mengenali waktu emas ini adalah langkah pertama untuk mengatur waktu secara efektif.
Dengan mengetahui kapan kamu paling fokus dan berenergi, kamu bisa menjadwalkan tugas-tugas penting pada waktu tersebut.
Misalnya, kalau kamu tipe morning person, usahakan untuk menyelesaikan pekerjaan yang membutuhkan konsentrasi tinggi di pagi hari.
Sisanya, seperti membalas email atau urusan administratif, bisa dilakukan di sore hari.
Setelah tahu kapan kamu paling produktif, kini saatnya mengatur bagaimana kamu memanfaatkan waktu itu dengan bijak.
Bagaimana kita memanfaatkan waktu dengan baik agar bisa menjalani produktivitas? Bagaimana cara menetukan skala prioritas yang baik dan benar? Simak di halaman berikutnya!
DB NEWS - Merasa hari-harimu selalu penuh tekanan, padahal pekerjaan nggak sebanyak itu? Bisa jadi kamu belum menemukan cara mengatur waktu yang tepat.
Kehidupan modern menuntut kita untuk produktif setiap saat. Tapi sayangnya, tuntutan ini seringkali membuat kita merasa kelelahan secara mental dan emosional.
Banyak orang terjebak dalam rutinitas yang bikin stres tanpa sadar–bangun pagi terburu-buru, kerja tanpa jeda, malamnya overthinking, lalu jatuh ke dalam jurang burnout.
Padahal dengan strategi manajemen waktu yang simpel tapi efektif, kamu bisa menjalani hari dengan lebih tenang, fokus, dan tentu saja jauh dari burnout.
Mengatur waktu bukan sekedar membuat to-do list atau memasang alarm bangun pagi.
(BACA JUGA: Bahaya Tersembunyi di Balik Segelas Susu Kental Manis: Ini Fakta yang Harus Kamu Tahu!)
Ini tentang manajemen energi, prioritas, dan kesehatan mental. Lalu, bagaimana cara mengatur waktu agar kita tetap waras di tengah padatnya aktivitas?
Artikel ini membahas 7 tips manajemen waktu harian yang bisa membantumu keluar dari siklus overthinking dan burnout.
Pernah merasa burnout padahal pekerjaanmu tidak sebanyak itu? Mungkin kamu belum kenal “golden hour” mu.
Setiap orang punya waktu emas alias “golden hour”, periode dimana tubuh dan otak bekerja paling optimal.
Ada yang merasa super produktif di pagi hari, ada pula yang justru aktif di malam hari. Mengenali waktu emas ini adalah langkah pertama untuk mengatur waktu secara efektif.
Dengan mengetahui kapan kamu paling fokus dan berenergi, kamu bisa menjadwalkan tugas-tugas penting pada waktu tersebut.
Misalnya, kalau kamu tipe morning person, usahakan untuk menyelesaikan pekerjaan yang membutuhkan konsentrasi tinggi di pagi hari.
Sisanya, seperti membalas email atau urusan administratif, bisa dilakukan di sore hari.
Setelah tahu kapan kamu paling produktif, kini saatnya mengatur bagaimana kamu memanfaatkan waktu itu dengan bijak.
Bagaimana kita memanfaatkan waktu dengan baik agar bisa menjalani produktivitas? Bagaimana cara menetukan skala prioritas yang baik dan benar? Simak di halaman berikutnya!