Setiap hari dan pasaran dalam kalender Weton memiliki nilai neptu yang menjadi dasar untuk berbagai perhitungan. Seperti,
Sementara pasaran,
Kombinasi nilai hari dan pasaran inilah yang disebut neptu weton seseorang. Misalnya, orang yang lahir di hari Kamis Kliwon memiliki neptu 8+8 = 16.
Perhitungan neptu digunakan untuk menilai banyak aspek kehidupan, mulai dari kecocokan jodoh, memilih hari baik untuk menikah, hingga memperkirakan karakter dasar seseorang.
Dalam adat Jawa, perjodohan antar pasangan seringkali dinilai dari kecocokan neptu mereka–jika terlalu jauh selisihnya, bisa dianggap “tidak serasi” dan berpotensi membawa musibah dalam rumah tangga.
Dari sini, kita bisa melihat betapa kalender Weton tak hanya berfungsi sebagai penanda waktu, tetapi juga sebagai alat penting dalam mengambil keputusan hidup.
Salah satu penerapan penting lainnya adalah dalam menentukan hari baik atau buruk.
Bagi masyarakat Jawa tradisional, memilih hari baik atau “dino apik” sangat penting sebelum mengambil langkah besar dalam hidup, seperti pernikahan, pindah rumah, membuka usaha, atau bahkan khitanan anak.
Kalender Weton digunakan untuk menentukan apakah suatu hari memiliki energi positif atau negatif.
Dalam budaya Jawa, kepercayaan ini bukan soal tahayul semata, tetapi bentuk kehati-hatian agar hidup selaras dengan alam semesta.
Hari yang “tidak baik” dipercaya dapat memunculkan rintangan, sedangkan hari yang baik akan membawa berkah.
Selain untuk menentukan hari baik, Weton juga digunakan dalam ritual keagamaan dan spiritual.
Salah satunya adalah selamatan atau syukuran yang biasa dilakukan pada hari Weton kelahiran seseorang.
Apa itu wetonan? Apakah di era digital saat ini kalender Weton Jawa masih bisa relate dengan kehidupan sehari-hari? Simak di halaman berikutnya!
Setiap hari dan pasaran dalam kalender Weton memiliki nilai neptu yang menjadi dasar untuk berbagai perhitungan. Seperti,
Sementara pasaran,
Kombinasi nilai hari dan pasaran inilah yang disebut neptu weton seseorang. Misalnya, orang yang lahir di hari Kamis Kliwon memiliki neptu 8+8 = 16.
Perhitungan neptu digunakan untuk menilai banyak aspek kehidupan, mulai dari kecocokan jodoh, memilih hari baik untuk menikah, hingga memperkirakan karakter dasar seseorang.
Dalam adat Jawa, perjodohan antar pasangan seringkali dinilai dari kecocokan neptu mereka–jika terlalu jauh selisihnya, bisa dianggap “tidak serasi” dan berpotensi membawa musibah dalam rumah tangga.
Dari sini, kita bisa melihat betapa kalender Weton tak hanya berfungsi sebagai penanda waktu, tetapi juga sebagai alat penting dalam mengambil keputusan hidup.
Salah satu penerapan penting lainnya adalah dalam menentukan hari baik atau buruk.
Bagi masyarakat Jawa tradisional, memilih hari baik atau “dino apik” sangat penting sebelum mengambil langkah besar dalam hidup, seperti pernikahan, pindah rumah, membuka usaha, atau bahkan khitanan anak.
Kalender Weton digunakan untuk menentukan apakah suatu hari memiliki energi positif atau negatif.
Dalam budaya Jawa, kepercayaan ini bukan soal tahayul semata, tetapi bentuk kehati-hatian agar hidup selaras dengan alam semesta.
Hari yang “tidak baik” dipercaya dapat memunculkan rintangan, sedangkan hari yang baik akan membawa berkah.
Selain untuk menentukan hari baik, Weton juga digunakan dalam ritual keagamaan dan spiritual.
Salah satunya adalah selamatan atau syukuran yang biasa dilakukan pada hari Weton kelahiran seseorang.
Apa itu wetonan? Apakah di era digital saat ini kalender Weton Jawa masih bisa relate dengan kehidupan sehari-hari? Simak di halaman berikutnya!