Hari Buku Nasional: Mengapa Literasi Generasi Muda Bisa Jadi Penentu Masa Depan Indonesia di Era Digital?
17 May 2025 - Dbmedianews
Author: Naimatul Aini Sholehah
Editor: Ahmad Dzul Ilmi Muis
85 1

Hari Buku Nasional: Momentum Menguatkan Literasi

Hari Buku Nasional yang diperingati setiap 17 Mei ini yang bertepatan dengan peristiwa berdirinya Perpustakaan Nasional Republik Indonesia di tanggal yang sama pada tahun 1980.

Hari ini menjadi momentum yang tepat untuk mengingatkan kembali pentingnya literasi di tengah gempuran digitalisasi. 

Momen ini diperingati, karena munculnya data dari UNESCO yang mencatat bahwa tingkat melek huruf di Indonesia pada tahun itu lebih rendah dari negara Asia Tenggara lain.

Kondisi ini lah yang kemudian memunculkan kesadaran akan literasi sebagai dasar utama dari kemajuan bangsa.

Sejak saat itu sejumlah masyarakat mulai mendorong peningkatan budaya dan minat baca sebagai cara untuk meningkatkan literasi dan kemajuan bangsa.

Pada acara publikasi hasil Kajian Perpustakaan Indonesia 2024 oleh Perpusnas, diumumkan bahwa Indeks Pembangunan Literasi Masyarakat (IPLM) nasional pada tahun itu telah melampaui target.

Skor yang ditargetkan adalah 71,4 namun hasil yang didapat telah mencapai angka 73,52 yang lebih tinggi dari nilai di tahun sebelumnya yakni 2023.

Deputi Bidang Pengembangan Sumber Daya Perpustakaan, Adin Bondar mengatakan bahwa penting untuk terus menekankan peran pemerintah dalam pengelolaan perpustakaan.

“Upaya kolaboratif, seperti Gerakan Literasi Desa dan Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial (TPBIS), menjadi kunci untuk memperkuat literasi masyarakat,” ucapnya.

Dengan capaian itu diharapkan kedepannya angka literasi di Indonesia akan terus meningkat, terutama di momen peringatan Hari Buku Nasional.

Peringatan ini tentunya tidak hanya tentang membaca buku, tetapi juga membangun budaya literasi secara menyeluruh, baik di rumah, sekolah, maupun ruang publik dan media digital.

Peran Keluarga dan Pendidikan dalam Mendorong Literasi Anak

Literasi bukan hanya tanggung jawab sekolah atau pemerintah. Peran keluarga sangat penting dalam membentuk kebiasaan membaca sejak dini. 

Orang tua bisa mulai dengan membacakan buku cerita kepada anak-anak, menyediakan waktu khusus untuk membaca bersama, dan membatasi penggunaan gawai tanpa pengawasan.

Sekolah juga perlu beradaptasi dengan perkembangan zaman. Alih-alih melarang penggunaan teknologi, guru dapat menjadikan platform digital sebagai media pembelajaran.

Seperti menggunakan e-book, aplikasi edukasi, atau membuat proyek literasi digital agar siswa bisa belajar sambil berkreasi.

Upaya peningkatan literasi sendiri diharapkan dapat menjadi investasi kita di masa yang akan datang.

Bagaimana peran literasi terjadap masa depan bangsa? Simak di halaman berikutnya…

Berita Terbaru
Rekomendasi Berita
Hari Buku Nasional: Mengapa Literasi Generasi Muda Bisa Jadi Penentu Masa Depan Indonesia di Era Digital?
17 May 2025 - Dbmedianews
Author: Naimatul Aini Sholehah Naimatul Aini Sholehah
Editor: Ahmad Dzul Ilmi Muis Ahmad Dzul Ilmi Muis
85 1
 

Hari Buku Nasional: Momentum Menguatkan Literasi

Hari Buku Nasional yang diperingati setiap 17 Mei ini yang bertepatan dengan peristiwa berdirinya Perpustakaan Nasional Republik Indonesia di tanggal yang sama pada tahun 1980.

Hari ini menjadi momentum yang tepat untuk mengingatkan kembali pentingnya literasi di tengah gempuran digitalisasi. 

Momen ini diperingati, karena munculnya data dari UNESCO yang mencatat bahwa tingkat melek huruf di Indonesia pada tahun itu lebih rendah dari negara Asia Tenggara lain.

Kondisi ini lah yang kemudian memunculkan kesadaran akan literasi sebagai dasar utama dari kemajuan bangsa.

Sejak saat itu sejumlah masyarakat mulai mendorong peningkatan budaya dan minat baca sebagai cara untuk meningkatkan literasi dan kemajuan bangsa.

Pada acara publikasi hasil Kajian Perpustakaan Indonesia 2024 oleh Perpusnas, diumumkan bahwa Indeks Pembangunan Literasi Masyarakat (IPLM) nasional pada tahun itu telah melampaui target.

Skor yang ditargetkan adalah 71,4 namun hasil yang didapat telah mencapai angka 73,52 yang lebih tinggi dari nilai di tahun sebelumnya yakni 2023.

Deputi Bidang Pengembangan Sumber Daya Perpustakaan, Adin Bondar mengatakan bahwa penting untuk terus menekankan peran pemerintah dalam pengelolaan perpustakaan.

“Upaya kolaboratif, seperti Gerakan Literasi Desa dan Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial (TPBIS), menjadi kunci untuk memperkuat literasi masyarakat,” ucapnya.

Dengan capaian itu diharapkan kedepannya angka literasi di Indonesia akan terus meningkat, terutama di momen peringatan Hari Buku Nasional.

Peringatan ini tentunya tidak hanya tentang membaca buku, tetapi juga membangun budaya literasi secara menyeluruh, baik di rumah, sekolah, maupun ruang publik dan media digital.

Peran Keluarga dan Pendidikan dalam Mendorong Literasi Anak

Literasi bukan hanya tanggung jawab sekolah atau pemerintah. Peran keluarga sangat penting dalam membentuk kebiasaan membaca sejak dini. 

Orang tua bisa mulai dengan membacakan buku cerita kepada anak-anak, menyediakan waktu khusus untuk membaca bersama, dan membatasi penggunaan gawai tanpa pengawasan.

Sekolah juga perlu beradaptasi dengan perkembangan zaman. Alih-alih melarang penggunaan teknologi, guru dapat menjadikan platform digital sebagai media pembelajaran.

Seperti menggunakan e-book, aplikasi edukasi, atau membuat proyek literasi digital agar siswa bisa belajar sambil berkreasi.

Upaya peningkatan literasi sendiri diharapkan dapat menjadi investasi kita di masa yang akan datang.

Bagaimana peran literasi terjadap masa depan bangsa? Simak di halaman berikutnya…

Tautan telah disalin ke clipboard!