Kesuksesan Agak Laen menarik perhatian Barunson E&A, yang sebelumnya dikenal sebagai produser film pemenang Oscar, Parasite.
Film asal negeri Ginseng itu, menjadi film non-bahasa inggris pertama yang memenangkan piala Oscar untuk kategori film terbaik pada tahun 2020, keberhasilan ini menjadi pintu yang membuka perhatian dunia pada film Korea Selatan.
Selain itu film ini juga menyabet penghargaan film berbahasa asing terbaik, naskah asli terbaik dan sutradara terbaik.
Barunson E&A memiliki tujuan besar untuk memperkenalkan film dari Asia ke kancah global dan dapat bersaing dengan film-film lain, itu lah yang menjadi alasan mereka ingin meremake film asal Indonesia Agak Laen.
Perusahaan ini telah menjalin kesepakatan dengan Imajinari untuk mengadaptasi film tersebut ke versi Korea Selatan.
Kolaborasi ini diharapkan dapat membawa nuansa lokal Indonesia ke dalam konteks budaya Korea, menciptakan versi yang segar dan menarik bagi penonton internasional.
Sutradara Muhadkly Acho, yang merupakan penulis skenario asli dari film tersebut, juga menyambut baik kolaborasi ini.
Ia berharap adaptasi ini dapat memperkenalkan humor dan elemen budaya Indonesia kepada penonton global, namun tetap mempertahankan esensi cerita yang telah membuat versi aslinya begitu sukses.
Ernest Prakasa, yang merupakan pendiri dari rumah produksi Imajinari juga menyambut hangat kolaborasi antar kedua negara ini.
Ia berharap bahwa kolaborasi ini akan membawa peluang besar agar karya-karya mereka dapat dinikmati oleh penonton dari segala penjuru dunia.
“Kolaborasi ini adalah peluang luar biasa untuk menghadirkan karya kami dalam format baru yang bisa dinikmati penonton dari berbagai belahan dunia,” ucapnya.
Fenomena adaptasi lintas negara ini sebelumnya juga terjadi pada film horor Jepang dan Thailand, seperti Shutter dan The Ring.
Jika berhasil, Agak Laen bisa jadi pionir film Indonesia pertama yang diadaptasi penuh oleh Korea.
Simak juga harapan yang ingin dicapai melalui adaptasi remake film Agak Laen ke versi Korea di halaman selanjutnya…
Kesuksesan Agak Laen menarik perhatian Barunson E&A, yang sebelumnya dikenal sebagai produser film pemenang Oscar, Parasite.
Film asal negeri Ginseng itu, menjadi film non-bahasa inggris pertama yang memenangkan piala Oscar untuk kategori film terbaik pada tahun 2020, keberhasilan ini menjadi pintu yang membuka perhatian dunia pada film Korea Selatan.
Selain itu film ini juga menyabet penghargaan film berbahasa asing terbaik, naskah asli terbaik dan sutradara terbaik.
Barunson E&A memiliki tujuan besar untuk memperkenalkan film dari Asia ke kancah global dan dapat bersaing dengan film-film lain, itu lah yang menjadi alasan mereka ingin meremake film asal Indonesia Agak Laen.
Perusahaan ini telah menjalin kesepakatan dengan Imajinari untuk mengadaptasi film tersebut ke versi Korea Selatan.
Kolaborasi ini diharapkan dapat membawa nuansa lokal Indonesia ke dalam konteks budaya Korea, menciptakan versi yang segar dan menarik bagi penonton internasional.
Sutradara Muhadkly Acho, yang merupakan penulis skenario asli dari film tersebut, juga menyambut baik kolaborasi ini.
Ia berharap adaptasi ini dapat memperkenalkan humor dan elemen budaya Indonesia kepada penonton global, namun tetap mempertahankan esensi cerita yang telah membuat versi aslinya begitu sukses.
Ernest Prakasa, yang merupakan pendiri dari rumah produksi Imajinari juga menyambut hangat kolaborasi antar kedua negara ini.
Ia berharap bahwa kolaborasi ini akan membawa peluang besar agar karya-karya mereka dapat dinikmati oleh penonton dari segala penjuru dunia.
“Kolaborasi ini adalah peluang luar biasa untuk menghadirkan karya kami dalam format baru yang bisa dinikmati penonton dari berbagai belahan dunia,” ucapnya.
Fenomena adaptasi lintas negara ini sebelumnya juga terjadi pada film horor Jepang dan Thailand, seperti Shutter dan The Ring.
Jika berhasil, Agak Laen bisa jadi pionir film Indonesia pertama yang diadaptasi penuh oleh Korea.
Simak juga harapan yang ingin dicapai melalui adaptasi remake film Agak Laen ke versi Korea di halaman selanjutnya…