Gubernur Dedi Mulyadi Usulkan Vasektomi Jadi Syarat Penerima Bansos: Ini Alasan dan Dampaknya!
30 Apr 2025 - Dbmedianews
Author: ⁠Rayhan Hidayat
Editor: Ahmad Dzul Ilmi Muis
120 2

DB News - Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi menyampaikan rencana kebijakan agar vasektomi bagi suami menjadi syarat untuk menjadi penerima manfaat program bantuan dari pemerintah provinsi.

Rencana kebijakan tersebut disampaikan oleh Dedi Mulyadi saat rapat koordinasi kesejahteraan rakyat bertajuk "Gawé Rancagé Pak Kadés jeung Pak Lurah" di Pusdai Jabar, Senin (28/4).

Tujuan diadakannya syarat tersebut adalah agar pria dari keluarga yang kurang mampu dapat berpartisipasi aktif dalam program Keluarga Berencana (KB) yang berusaha menyiasati tingkat kepadatan penduduk untuk kesejahteraan masyarakat.

Dengan begitu, Dedi memiliki rencana untuk menjadikan KB sebagai syarat untuk masyarakat yang menerima bantuan sosial dari provinsi seperti beasiswa dan bantuan lainnya.

“Jadi, ketika nanti kami menurunkan bantuan, dicek dulu. Sudah ber-KB atau belum. Kalau sudah ber-KB boleh terima bantuan. Jika belum ber-KB, KB dulu. KB-nya harus KB laki-laki, KB pria,” tegas Dedi.

(BACA JUGA: Profil Herry Irama, Adik Rhoma Irama Sang Raja Dangdut yang Dikabarkan Tutup Usia!)

Rencana ini bertujuan untuk pemerataan penyaluran bantuan pemerintah, termasuk dari provinsi ke keluarga-keluarga yang kurang mampu.

Sehingga, bantuan tersebut tidak hanya menyasar pada satu pihak atau satu keluarga saja.

"Jangan sampai kesehatannya dijamin, kelahirannya dijamin, tapi negara menjamin keluarga itu-itu juga. Yang dapat beasiswa, yang bantuan melahirkan, perumahan keluarga, bantuan non-tunai keluarga dia, nanti uang negara mikul di satu keluarga," ucapnya.

Sebelumnya, apa yang dimaksud dengan Vasektomi? Apa dampaknya?

Apa Itu Vasektomi? Ini Penjelasan Lengkapnya

Vasektomi adalah metode kontrasepsi permanen bagi pria dengan cara memotong saluran vas deferens, yaitu saluran yang membawa sperma dari testis ke penis.

Meski menghentikan aliran sperma, prosedur ini tidak mempengaruhi kemampuan pria untuk ejakulasi, ereksi, maupun orgasme.

Berdasarkan informasi dari BKKBN, efektivitas vasektomi dalam mencegah kehamilan mencapai 99 persen.

Hal tersebut berarti bahwa, dari 100 pasangan, kurang dari 1 wanita bisa hamil dalam setahun setelah pasangannya menjalani prosedur ini.

Namun, setelah vasektomi, pria disarankan menjalani tes lanjutan 8 hingga 16 minggu kemudian untuk memastikan tidak ada sperma yang tersisa.

Namun, vas deferens bisa menyambung kembali secara alami meskipun hal tersebut jarang terjadi.

Diketahui, terdapat dua metode vasektomi:

  • Vasektomi Konvensional

Dokter membuat sayatan pada skrotum, lalu mengangkat, mengikat, atau membakar (katerisasi) vas deferens dan sayatan kemudian dijahit.

  • Vasektomi Tanpa Pisau Bedah (No-Scalpel)

Metode ini menggunakan penjepit kecil untuk menahan saluran sperma, lalu membuat lubang kecil di kulit tanpa sayatan, kemudian, vas deferens dipotong dan diikat.

Metode ini lebih populer untuk diterapkan karena dinilai minim resiko dan tidak perlu jahitan.

Setelah prosedur, pria disarankan beristirahat, dan dan menghindari aktivitas berat selama seminggu serta mengenakan celana dalam yang menopang skrotum untuk mencegah ketidaknyamanan.

Tak hanya itu, pria juga disarankan untuk tidak melakukan ejakulasi selama setidaknya seminggu pasca operasi.

Meskipun tergolong aman, vasektomi tetap memiliki risiko seperti:

  • Infeksi
  • Nyeri pada testis
  • Granuloma sperma (penumpukan sperma yang membentuk benjolan)
  • Hematoma (penggumpalan darah di skrotum)
  • Sensasi penuh pada testikel

Mengingat sifatnya yang permanen, vasektomi sebaiknya dilakukan atas dasar kesadaran dan kesiapan penuh.

Meski begitu, Vasektomi dikenal sangat efektif untuk kontrasepsi dalam jangka panjang.

Prosedur vasektomi tergolong aman dan nyaman, karena tidak mempengaruhi kadar testosteron, fungsi ereksi, gairah seksual, maupun kemampuan orgasme. 
Bahkan, setelah tindakan selesai, pria biasanya bisa langsung pulang tanpa perlu rawat inap.

Namun, apa alasan Gubernur Jabar tersebut mewajibkan vasektomi bagi penerima bansos? Simak di halaman berikutnya.

Berita Terbaru
Rekomendasi Berita
Gubernur Dedi Mulyadi Usulkan Vasektomi Jadi Syarat Penerima Bansos: Ini Alasan dan Dampaknya!
30 Apr 2025 - Dbmedianews
Author: ⁠Rayhan Hidayat ⁠Rayhan Hidayat
Editor: Ahmad Dzul Ilmi Muis Ahmad Dzul Ilmi Muis
120 2
 

DB News - Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi menyampaikan rencana kebijakan agar vasektomi bagi suami menjadi syarat untuk menjadi penerima manfaat program bantuan dari pemerintah provinsi.

Rencana kebijakan tersebut disampaikan oleh Dedi Mulyadi saat rapat koordinasi kesejahteraan rakyat bertajuk "Gawé Rancagé Pak Kadés jeung Pak Lurah" di Pusdai Jabar, Senin (28/4).

Tujuan diadakannya syarat tersebut adalah agar pria dari keluarga yang kurang mampu dapat berpartisipasi aktif dalam program Keluarga Berencana (KB) yang berusaha menyiasati tingkat kepadatan penduduk untuk kesejahteraan masyarakat.

Dengan begitu, Dedi memiliki rencana untuk menjadikan KB sebagai syarat untuk masyarakat yang menerima bantuan sosial dari provinsi seperti beasiswa dan bantuan lainnya.

“Jadi, ketika nanti kami menurunkan bantuan, dicek dulu. Sudah ber-KB atau belum. Kalau sudah ber-KB boleh terima bantuan. Jika belum ber-KB, KB dulu. KB-nya harus KB laki-laki, KB pria,” tegas Dedi.

(BACA JUGA: Profil Herry Irama, Adik Rhoma Irama Sang Raja Dangdut yang Dikabarkan Tutup Usia!)

Rencana ini bertujuan untuk pemerataan penyaluran bantuan pemerintah, termasuk dari provinsi ke keluarga-keluarga yang kurang mampu.

Sehingga, bantuan tersebut tidak hanya menyasar pada satu pihak atau satu keluarga saja.

"Jangan sampai kesehatannya dijamin, kelahirannya dijamin, tapi negara menjamin keluarga itu-itu juga. Yang dapat beasiswa, yang bantuan melahirkan, perumahan keluarga, bantuan non-tunai keluarga dia, nanti uang negara mikul di satu keluarga," ucapnya.

Sebelumnya, apa yang dimaksud dengan Vasektomi? Apa dampaknya?

Apa Itu Vasektomi? Ini Penjelasan Lengkapnya

Vasektomi adalah metode kontrasepsi permanen bagi pria dengan cara memotong saluran vas deferens, yaitu saluran yang membawa sperma dari testis ke penis.

Meski menghentikan aliran sperma, prosedur ini tidak mempengaruhi kemampuan pria untuk ejakulasi, ereksi, maupun orgasme.

Berdasarkan informasi dari BKKBN, efektivitas vasektomi dalam mencegah kehamilan mencapai 99 persen.

Hal tersebut berarti bahwa, dari 100 pasangan, kurang dari 1 wanita bisa hamil dalam setahun setelah pasangannya menjalani prosedur ini.

Namun, setelah vasektomi, pria disarankan menjalani tes lanjutan 8 hingga 16 minggu kemudian untuk memastikan tidak ada sperma yang tersisa.

Namun, vas deferens bisa menyambung kembali secara alami meskipun hal tersebut jarang terjadi.

Diketahui, terdapat dua metode vasektomi:

  • Vasektomi Konvensional

Dokter membuat sayatan pada skrotum, lalu mengangkat, mengikat, atau membakar (katerisasi) vas deferens dan sayatan kemudian dijahit.

  • Vasektomi Tanpa Pisau Bedah (No-Scalpel)

Metode ini menggunakan penjepit kecil untuk menahan saluran sperma, lalu membuat lubang kecil di kulit tanpa sayatan, kemudian, vas deferens dipotong dan diikat.

Metode ini lebih populer untuk diterapkan karena dinilai minim resiko dan tidak perlu jahitan.

Setelah prosedur, pria disarankan beristirahat, dan dan menghindari aktivitas berat selama seminggu serta mengenakan celana dalam yang menopang skrotum untuk mencegah ketidaknyamanan.

Tak hanya itu, pria juga disarankan untuk tidak melakukan ejakulasi selama setidaknya seminggu pasca operasi.

Meskipun tergolong aman, vasektomi tetap memiliki risiko seperti:

  • Infeksi
  • Nyeri pada testis
  • Granuloma sperma (penumpukan sperma yang membentuk benjolan)
  • Hematoma (penggumpalan darah di skrotum)
  • Sensasi penuh pada testikel

Mengingat sifatnya yang permanen, vasektomi sebaiknya dilakukan atas dasar kesadaran dan kesiapan penuh.

Meski begitu, Vasektomi dikenal sangat efektif untuk kontrasepsi dalam jangka panjang.

Prosedur vasektomi tergolong aman dan nyaman, karena tidak mempengaruhi kadar testosteron, fungsi ereksi, gairah seksual, maupun kemampuan orgasme. 
Bahkan, setelah tindakan selesai, pria biasanya bisa langsung pulang tanpa perlu rawat inap.

Namun, apa alasan Gubernur Jabar tersebut mewajibkan vasektomi bagi penerima bansos? Simak di halaman berikutnya.

Tautan telah disalin ke clipboard!