Kunto adalah putra dari Try Sutrisno, Wakil Presiden ke-6 RI dan mantan Panglima ABRI.
Lahir di Malang, 15 Maret 1971, Kunto lulus dari Akademi Militer pada 1992 dengan kecabangan infanteri.
Sejak Selasa (7/1), ia menjabat sebagai Pangkogabwilhan I. Sebelumnya, ia pernah mengemban berbagai posisi strategis, seperti.
Ia juga menyelesaikan pendidikan di Sekolah Staf dan Komando AD pada tahun 2007 dan menerima berbagai penghargaan, termasuk dari militer Amerika dan Malaysia.
Meski memiliki rekam jejak karier yang kuat, keputusan Panglima TNI yang berubah secara cepat memunculkan pertanyaan baru, pengamat politik menduga kuat adanya campur tangan presiden di balik mutasi ini.
Khairul Fahmi, pengamat militer dari Institute for Security and Strategic Studies (ISESS), menilai pembatalan mutasi Letjen Kunto terjadi setelah adanya evaluasi dari Presiden Prabowo sebagai Panglima tertinggi TNI.
Menurut Fahmi, dalam struktur militer, mutasi memang menjadi wewenang Panglima TNI.
Namun, keputusan strategis seperti ini tak jarang membutuhkan persetujuan atau bahkan arahan dari presiden.
Dalam istilah militer dikenal ungkapan “lima menit terakhir menentukan”, yang menggambarkan bagaimana keputusan tertinggi bisa berubah di menit-menit akhir, tergantung pada pandangan pimpinan negara.
Isu pengganti dirinya dalam posisi yang akan ditinggalkan oleh Letjen Kunto juga tidak kalah menarik perhatian publik.
Siapa calon yang bakal menggantikan Letjen Kunto? Apakah pembatalan mutasi ini disebabkan hal lain? Simak di halaman berikutnya!
Kunto adalah putra dari Try Sutrisno, Wakil Presiden ke-6 RI dan mantan Panglima ABRI.
Lahir di Malang, 15 Maret 1971, Kunto lulus dari Akademi Militer pada 1992 dengan kecabangan infanteri.
Sejak Selasa (7/1), ia menjabat sebagai Pangkogabwilhan I. Sebelumnya, ia pernah mengemban berbagai posisi strategis, seperti.
Ia juga menyelesaikan pendidikan di Sekolah Staf dan Komando AD pada tahun 2007 dan menerima berbagai penghargaan, termasuk dari militer Amerika dan Malaysia.
Meski memiliki rekam jejak karier yang kuat, keputusan Panglima TNI yang berubah secara cepat memunculkan pertanyaan baru, pengamat politik menduga kuat adanya campur tangan presiden di balik mutasi ini.
Khairul Fahmi, pengamat militer dari Institute for Security and Strategic Studies (ISESS), menilai pembatalan mutasi Letjen Kunto terjadi setelah adanya evaluasi dari Presiden Prabowo sebagai Panglima tertinggi TNI.
Menurut Fahmi, dalam struktur militer, mutasi memang menjadi wewenang Panglima TNI.
Namun, keputusan strategis seperti ini tak jarang membutuhkan persetujuan atau bahkan arahan dari presiden.
Dalam istilah militer dikenal ungkapan “lima menit terakhir menentukan”, yang menggambarkan bagaimana keputusan tertinggi bisa berubah di menit-menit akhir, tergantung pada pandangan pimpinan negara.
Isu pengganti dirinya dalam posisi yang akan ditinggalkan oleh Letjen Kunto juga tidak kalah menarik perhatian publik.
Siapa calon yang bakal menggantikan Letjen Kunto? Apakah pembatalan mutasi ini disebabkan hal lain? Simak di halaman berikutnya!