Utusan Khusus Amerika Serikat Steve Witkoff menyampaikan bahwa serangan yang terjadi di Gaza pada 18 Maret 2025 itu adalah kesalahan dari Hamas.
“Jadi ini salah Hamas. Amerika Serikat mendukung negara Israel," ucap Witkoff pada media Fox News.
Serangan ini terjadi karena Hamas menolak untuk membebaskan 59 sandera Zionis yang masih mereka tahan.
Witkoff mengatakan kembali pada Senin, 24 Maret 2025 jika Hamas masih memiliki kesempatan untuk demiliterisasi dan menerima proposal perjanjian.
“Hamas memiliki setiap kesempatan untuk melakukan demiliterisasi, untuk menerima proposal penghubung,” sambungnya dikutip dari AsiaOne.
(BACA JUGA: Bus Jemaah Umrah Kecelakaan dan Terbakar di Arab Saudi, 6 WNI Meninggal Dunia)
Ia juga mengatakan bahwa proposal yang ditawarkan olehnya merupakan jembatan yang bertujuan untuk memperpanjang gencatan senjata untuk memberikan waktu negosiasi penghentian konflik secara permanen.
“Apakah kami akan menerima seruan dari Hamas? Tentu saja, kami akan menerimanya — tidak berbeda dengan konflik Rusia (di Ukraina),” ucap Witkoff.
Namun ia mengatakan bahwa pihaknya tentu ingin mengakhiri pembunuhan yang terjadi di Gaza, tetapi dirinya menuduh yang bermasalah disini adalah pihak Hamas.
“Kami ingin mengakhiri pembunuhan, tetapi kami harus menjelaskan siapa agresor di sini, dan itu adalah Hamas,” sambungnya.
Pihak Amerika Serikat mengatakan jika yang menjadi penyebab dari memuncaknya serangan baru di Gaza adalah karena tindakan keras kepala dari Hamas.
(BACA JUGA: Gunung Lewotobi Laki-Laki Meletus Dahsyat Dua Kali, Status Naik ke Level Awas!)
Pada peringatan Hari Air Sedunia Presiden Palestina Mahmoud Abbas mengecam tindakan yang dilakukan oleh Zionis Israel yang telah menghentikan pasokan air yang masuk ke Gaza.
Abbas mengatakan jika pihak Zionis telah menghalangi akses bantuan kemanusiaan termasuk pasokan air ke Gaza.
“Pendudukan (Israel) menggunakan senjata lain untuk meningkatkan penderitaan, pengungsian, dan kematian perlahan-lahan rakyat kami,” ucapnya dikutip dari Anadolu, Senin, 24 Maret 2025.
Ia juga mengatakan bahwa tindakan ini telah bertentangan dengan HAM Internasional yang ada dalam resolusi PBB.
“Dunia harus menyadari anak-anak Palestina di Gaza, yang mengantri berjam-jam untuk mendapatkan satu liter air, meminum air yang terkontaminasi, dan kekurangan makanan serta obat-obatan,” ucap Abbas.
(BACA JUGA: Aksi Tolak UU TNI di DPRD Jabar Dihiasi Kericuhan, Seorang Jurnalis Dihajar Massa!)
Presiden Palestina itu menegaskan bahwa memblokade pasokan air telah dijadikan sebagai senjata perang yang diatur dengan kebijakan yang sistematis oleh Israel selama beberapa dekade.
Serangan udara yang dilancarkan kembali oleh militer IDF menimbulkan banyak korban berjatuhan, situasi di Gaza diperparah dengan krisis air bersih dan sumber daya listrik yang melanda.
Tidak lupa Abbas meminta kepada masyarakat dunia untuk menyoroti hal ini agar krisis kebutuhan dasar seperti air bersih dan obat-obatan di Gaza dapat segera diatasi. (*)
Utusan Khusus Amerika Serikat Steve Witkoff menyampaikan bahwa serangan yang terjadi di Gaza pada 18 Maret 2025 itu adalah kesalahan dari Hamas.
“Jadi ini salah Hamas. Amerika Serikat mendukung negara Israel," ucap Witkoff pada media Fox News.
Serangan ini terjadi karena Hamas menolak untuk membebaskan 59 sandera Zionis yang masih mereka tahan.
Witkoff mengatakan kembali pada Senin, 24 Maret 2025 jika Hamas masih memiliki kesempatan untuk demiliterisasi dan menerima proposal perjanjian.
“Hamas memiliki setiap kesempatan untuk melakukan demiliterisasi, untuk menerima proposal penghubung,” sambungnya dikutip dari AsiaOne.
(BACA JUGA: Bus Jemaah Umrah Kecelakaan dan Terbakar di Arab Saudi, 6 WNI Meninggal Dunia)
Ia juga mengatakan bahwa proposal yang ditawarkan olehnya merupakan jembatan yang bertujuan untuk memperpanjang gencatan senjata untuk memberikan waktu negosiasi penghentian konflik secara permanen.
“Apakah kami akan menerima seruan dari Hamas? Tentu saja, kami akan menerimanya — tidak berbeda dengan konflik Rusia (di Ukraina),” ucap Witkoff.
Namun ia mengatakan bahwa pihaknya tentu ingin mengakhiri pembunuhan yang terjadi di Gaza, tetapi dirinya menuduh yang bermasalah disini adalah pihak Hamas.
“Kami ingin mengakhiri pembunuhan, tetapi kami harus menjelaskan siapa agresor di sini, dan itu adalah Hamas,” sambungnya.
Pihak Amerika Serikat mengatakan jika yang menjadi penyebab dari memuncaknya serangan baru di Gaza adalah karena tindakan keras kepala dari Hamas.
(BACA JUGA: Gunung Lewotobi Laki-Laki Meletus Dahsyat Dua Kali, Status Naik ke Level Awas!)
Pada peringatan Hari Air Sedunia Presiden Palestina Mahmoud Abbas mengecam tindakan yang dilakukan oleh Zionis Israel yang telah menghentikan pasokan air yang masuk ke Gaza.
Abbas mengatakan jika pihak Zionis telah menghalangi akses bantuan kemanusiaan termasuk pasokan air ke Gaza.
“Pendudukan (Israel) menggunakan senjata lain untuk meningkatkan penderitaan, pengungsian, dan kematian perlahan-lahan rakyat kami,” ucapnya dikutip dari Anadolu, Senin, 24 Maret 2025.
Ia juga mengatakan bahwa tindakan ini telah bertentangan dengan HAM Internasional yang ada dalam resolusi PBB.
“Dunia harus menyadari anak-anak Palestina di Gaza, yang mengantri berjam-jam untuk mendapatkan satu liter air, meminum air yang terkontaminasi, dan kekurangan makanan serta obat-obatan,” ucap Abbas.
(BACA JUGA: Aksi Tolak UU TNI di DPRD Jabar Dihiasi Kericuhan, Seorang Jurnalis Dihajar Massa!)
Presiden Palestina itu menegaskan bahwa memblokade pasokan air telah dijadikan sebagai senjata perang yang diatur dengan kebijakan yang sistematis oleh Israel selama beberapa dekade.
Serangan udara yang dilancarkan kembali oleh militer IDF menimbulkan banyak korban berjatuhan, situasi di Gaza diperparah dengan krisis air bersih dan sumber daya listrik yang melanda.
Tidak lupa Abbas meminta kepada masyarakat dunia untuk menyoroti hal ini agar krisis kebutuhan dasar seperti air bersih dan obat-obatan di Gaza dapat segera diatasi. (*)