Kehidupan pribadinya sempat terguncang ketika kasus dugaan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) dengan mantan istrinya, Dhena Devanka, mencuat ke publik pada 2021.
Keduanya kemudian saling lapor ke polisi dan mengklaim sebagai korban.
Meski kasus tersebut akhirnya berujung damai dan laporan dicabut, jejaknya masih melekat dalam pemberitaan media massa.
Kendati sempat vakum, Jonathan perlahan kembali ke layar kaca.
Ia mengambil peran-peran dewasa yang menunjukkan kematangan aktingnya sebagai aktor senior.
Namun, ketenangan itu seakan buyar ketika kabar penetapan tersangka kembali mencuat pada Mei 2025.
Penetapan Jonathan Frizzy sebagai tersangka bukan terjadi dalam sekejap.
Semuannya bermula dari penangkapan tiga tersangka lain, yakni BTR, EDS, dan ER, terkait temuan 100 cartridge vape mengandung zat etomidate oleh Bea Cukai di Bandara Soetta Maret 2025.
Dari penyelidikan tersebut, nama Jonathan muncul sebagai pihak yang turut terlibat dalam pengiriman barang ini.
Pemeriksaan terhadap Jonathan dilakukan pada pertengahan April 2025. Ia sempat memenuhi panggilan penyidik sebagai saksi pada Kamis (17/4).
Namun, ketidakhadirannya dalam panggilan berikutnya membuat polisi bertindak tegas. Jonathan akhirnya ditangkap di kawasan Pesanggrahan, Jakarta Selatan, Minggu (4/5).
Tidak hanya sebagai saksi dalam kasus ini, Jonathan ternyata memiliki peran krusial dalam jaringan vape etomidate.
Bukan sekedar pengguna, peran Jonathan dalam kasus ini ternyata cukup strategis.
Berdasarkan keterangan Kapolresta Bandara Soetta, Kombes Ronald Sipayung, Jonathan diketahui membentuk grup WhatsApp bernama “Berangkat” bersama tiga tersangka lainnya.
Grup ini membahas detail pengiriman etomidate dari Kuala Lumpur ke Jakarta, termasuk pengaturan tiket, tempat menginap, hingga pengontrolan logistik.
Lebih lanjut, Kasat Narkoba AKP Michael Tandayu mengungkap bahwa Jonathan juga berkomunikasi langsung dengan bandar EDS dan bahkan menyediakan kurir pengantar cartridge pods berisi cairan etomidate.
Dari total 100 pods, 50 pods berhasil lolos dan sebanyak 40 disebut-sebut sebagai jatah Jonathan jika proses distribusi berjalan lancar.
"Dari 100 pods yang lolos, sesuai perjanjian dengan EDS, harusnya 40 cartridge pods harusnya menjadi milik saudara JF," ungkap Michael.
Tidak hanya baru sekali terjadi, kasus serupa juga pernah ditemukan pihak Bandara Soetta.
Bagaimana kepolisian mengindikasi kasus yang serupa ini? Mengapa Jonathan Frizzy tidak ditahan meski menjadi tersangka? Simak di halaman berikutnya!
Kehidupan pribadinya sempat terguncang ketika kasus dugaan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) dengan mantan istrinya, Dhena Devanka, mencuat ke publik pada 2021.
Keduanya kemudian saling lapor ke polisi dan mengklaim sebagai korban.
Meski kasus tersebut akhirnya berujung damai dan laporan dicabut, jejaknya masih melekat dalam pemberitaan media massa.
Kendati sempat vakum, Jonathan perlahan kembali ke layar kaca.
Ia mengambil peran-peran dewasa yang menunjukkan kematangan aktingnya sebagai aktor senior.
Namun, ketenangan itu seakan buyar ketika kabar penetapan tersangka kembali mencuat pada Mei 2025.
Penetapan Jonathan Frizzy sebagai tersangka bukan terjadi dalam sekejap.
Semuannya bermula dari penangkapan tiga tersangka lain, yakni BTR, EDS, dan ER, terkait temuan 100 cartridge vape mengandung zat etomidate oleh Bea Cukai di Bandara Soetta Maret 2025.
Dari penyelidikan tersebut, nama Jonathan muncul sebagai pihak yang turut terlibat dalam pengiriman barang ini.
Pemeriksaan terhadap Jonathan dilakukan pada pertengahan April 2025. Ia sempat memenuhi panggilan penyidik sebagai saksi pada Kamis (17/4).
Namun, ketidakhadirannya dalam panggilan berikutnya membuat polisi bertindak tegas. Jonathan akhirnya ditangkap di kawasan Pesanggrahan, Jakarta Selatan, Minggu (4/5).
Tidak hanya sebagai saksi dalam kasus ini, Jonathan ternyata memiliki peran krusial dalam jaringan vape etomidate.
Bukan sekedar pengguna, peran Jonathan dalam kasus ini ternyata cukup strategis.
Berdasarkan keterangan Kapolresta Bandara Soetta, Kombes Ronald Sipayung, Jonathan diketahui membentuk grup WhatsApp bernama “Berangkat” bersama tiga tersangka lainnya.
Grup ini membahas detail pengiriman etomidate dari Kuala Lumpur ke Jakarta, termasuk pengaturan tiket, tempat menginap, hingga pengontrolan logistik.
Lebih lanjut, Kasat Narkoba AKP Michael Tandayu mengungkap bahwa Jonathan juga berkomunikasi langsung dengan bandar EDS dan bahkan menyediakan kurir pengantar cartridge pods berisi cairan etomidate.
Dari total 100 pods, 50 pods berhasil lolos dan sebanyak 40 disebut-sebut sebagai jatah Jonathan jika proses distribusi berjalan lancar.
"Dari 100 pods yang lolos, sesuai perjanjian dengan EDS, harusnya 40 cartridge pods harusnya menjadi milik saudara JF," ungkap Michael.
Tidak hanya baru sekali terjadi, kasus serupa juga pernah ditemukan pihak Bandara Soetta.
Bagaimana kepolisian mengindikasi kasus yang serupa ini? Mengapa Jonathan Frizzy tidak ditahan meski menjadi tersangka? Simak di halaman berikutnya!