Meskipun tak ada aturan tertulis, sejarah mencatat bahwa kandidat Paus biasanya memiliki sejumlah kualitas berikut ini :
Hanya laki-laki yang bisa ditahbiskan menjadi imam dan uskup, sehingga hanya laki-laki yang bisa menjadi Paus.
Ia harus menunjukkan kesalehan, ortodoksi iman, dan kehidupan moral yang baik.
Biasanya Paus dipilih dari antara para kardinal yang telah lama terlibat dalam pelayanan pastoral, teologi, atau kepemimpinan keuskupan.
Karena Paus menjadi wajah Gereja Katolik secara global, ia perlu memiliki karisma, ketegasan, dan kemampuan berbicara kepada umat dan dunia internasional.
Jika terpilih dari luar para uskup (sangat jarang), ia harus segera ditahbiskan sebagai uskup Roma karena gelar Paus secara otomatis mengandung jabatan itu.
Keberadaan Paus sangat penting karena menjadi simbol kesatuan doktrinal dan hierarkis dalam Gereja Katolik ketika dunia Katolik sangat luas dan beragam, keberadaan Paus menjaga agar iman tetap satu.
Selain itu, Paus merupakan sosok yang memiliki kewenangan untuk mengajarkan doktrin, mengatur liturgi, dan menetapkan kebijakan Gereja.
Keberadaannya menjadi suara moral dunia, memberikan pandangan Katolik tentang isu-isu sosial, politik, ekonomi, dan kemanusiaan.
Paus juga dianggap sebagai penerus Rasul Petrus yang diyakini oleh umat Katolik sebagai pemimpin pertama Gereja dan Uskup Roma yang ditunjuk langsung oleh Yesus.
Pemilihan Paus bukan hanya proses administratif, tetapi juga peristiwa spiritual yang mengakar dalam tradisi suci Gereja Katolik.
Dari Kapel Sistina hingga seluruh dunia, umat Katolik bersatu dalam doa agar pemimpin baru yang terpilih benar-benar menjadi gembala sejati umat Allah.
Ikuti terus berita seputar perkembangan pemilihan Paus baru yang akan menggantikan Paus Fransiskus untuk Gereja Katolik seluruh dunia hanya di DB News. (*)
Meskipun tak ada aturan tertulis, sejarah mencatat bahwa kandidat Paus biasanya memiliki sejumlah kualitas berikut ini :
Hanya laki-laki yang bisa ditahbiskan menjadi imam dan uskup, sehingga hanya laki-laki yang bisa menjadi Paus.
Ia harus menunjukkan kesalehan, ortodoksi iman, dan kehidupan moral yang baik.
Biasanya Paus dipilih dari antara para kardinal yang telah lama terlibat dalam pelayanan pastoral, teologi, atau kepemimpinan keuskupan.
Karena Paus menjadi wajah Gereja Katolik secara global, ia perlu memiliki karisma, ketegasan, dan kemampuan berbicara kepada umat dan dunia internasional.
Jika terpilih dari luar para uskup (sangat jarang), ia harus segera ditahbiskan sebagai uskup Roma karena gelar Paus secara otomatis mengandung jabatan itu.
Keberadaan Paus sangat penting karena menjadi simbol kesatuan doktrinal dan hierarkis dalam Gereja Katolik ketika dunia Katolik sangat luas dan beragam, keberadaan Paus menjaga agar iman tetap satu.
Selain itu, Paus merupakan sosok yang memiliki kewenangan untuk mengajarkan doktrin, mengatur liturgi, dan menetapkan kebijakan Gereja.
Keberadaannya menjadi suara moral dunia, memberikan pandangan Katolik tentang isu-isu sosial, politik, ekonomi, dan kemanusiaan.
Paus juga dianggap sebagai penerus Rasul Petrus yang diyakini oleh umat Katolik sebagai pemimpin pertama Gereja dan Uskup Roma yang ditunjuk langsung oleh Yesus.
Pemilihan Paus bukan hanya proses administratif, tetapi juga peristiwa spiritual yang mengakar dalam tradisi suci Gereja Katolik.
Dari Kapel Sistina hingga seluruh dunia, umat Katolik bersatu dalam doa agar pemimpin baru yang terpilih benar-benar menjadi gembala sejati umat Allah.
Ikuti terus berita seputar perkembangan pemilihan Paus baru yang akan menggantikan Paus Fransiskus untuk Gereja Katolik seluruh dunia hanya di DB News. (*)