Jika Korea Utara menang atas Oman, maka mereka akan mengunci status juara grup.
Di sisi lain, laga Iran vs Tajikistan juga menentukan siapa yang akan menemani sang pemuncak klasemen ke babak delapan besar.
Situasi ini membuat pertandingan terakhir Grup D menjadi penentu siapa yang akan menantang Indonesia di babak perempat final.
Bagi Garuda Muda, siapapun lawannya nanti, kemenangan atas Afghanistan telah menjadi modal berharga untuk melangkah lebih jauh di Piala Asia U-17 2025.
Meskipun sudah dipastikan lolos sebelum laga dimulai, pelatih Nova Arianto tetap menginstruksikan anak asuhnya untuk bermain serius dan penuh semangat.
Ia memberikan kesempatan bermain kepada sejumlah pemain yang sebelumnya belum mendapat menit bermain signifikan.
Afghanistan sendiri bermain tanpa beban karena sudah tersingkir. Namun, hal itu justru membuat mereka tampil lebih agresif dan berani.
Mereka beberapa kali mengancam pertahanan Timnas Indonesia melalui serangan balik cepat, namun penyelesaian akhir mereka kurang maksimal.
Di babak pertama, kedua tim bermain terbuka.
Indonesia mencoba membangun serangan dari sektor sayap, tetapi pertahanan Afghanistan yang solid membuat sejumlah peluang gagal dikonversi menjadi gol.
Sebaliknya, Afghanistan memanfaatkan kesalahan-kesalahan kecil pemain Indonesia untuk melancarkan ancaman ke gawang Dafa Al Gasemi.
Setelah babak pertama berakhir tanpa gol, pelatih Nova Arianto mulai melakukan rotasi pemain demi menambah variasi serangan.
Masuknya Evandra Florasta, Aldyansyah Taher, dan Alberto Fadly Hengga di babak kedua memberikan dampak positif.
Pergantian pemain ini membuat Afghanistan tetap memberikan tekanan melalui tendangan-tendangan jarak jauh.
Zahaby Gholy juga diturunkan untuk membuat daya gedor, meski sempat diganjar kartu kuning karena aksi diving.
Namun, semangat juang tinggi tetap ditunjukkan seluruh pemain Indonesia hingga menit akhir.
Gol pembuka akhirnya lahir pada menit ke-90 plus 5 melalui skema serangan balik cepat yang diselesaikan dengan dingin oleh Hengga.
Satu menit berselang, Gholy menegaskan kemenangan Timnas Indonesia U-17 dengan gol keduanya dari skema serupa, menutup pertandingan dengan skor 2-0.
Nova Arianto menyatakan puas dengan para pemain lapis kedua yang menunjukkan kedewasaan bermain di laga krusial.
Statistik mencatat, ini adalah kemenangan ketiga berturut-turut Timnas Indonesia U-17 dengan catatan cleansheet. (*)
Jika Korea Utara menang atas Oman, maka mereka akan mengunci status juara grup.
Di sisi lain, laga Iran vs Tajikistan juga menentukan siapa yang akan menemani sang pemuncak klasemen ke babak delapan besar.
Situasi ini membuat pertandingan terakhir Grup D menjadi penentu siapa yang akan menantang Indonesia di babak perempat final.
Bagi Garuda Muda, siapapun lawannya nanti, kemenangan atas Afghanistan telah menjadi modal berharga untuk melangkah lebih jauh di Piala Asia U-17 2025.
Meskipun sudah dipastikan lolos sebelum laga dimulai, pelatih Nova Arianto tetap menginstruksikan anak asuhnya untuk bermain serius dan penuh semangat.
Ia memberikan kesempatan bermain kepada sejumlah pemain yang sebelumnya belum mendapat menit bermain signifikan.
Afghanistan sendiri bermain tanpa beban karena sudah tersingkir. Namun, hal itu justru membuat mereka tampil lebih agresif dan berani.
Mereka beberapa kali mengancam pertahanan Timnas Indonesia melalui serangan balik cepat, namun penyelesaian akhir mereka kurang maksimal.
Di babak pertama, kedua tim bermain terbuka.
Indonesia mencoba membangun serangan dari sektor sayap, tetapi pertahanan Afghanistan yang solid membuat sejumlah peluang gagal dikonversi menjadi gol.
Sebaliknya, Afghanistan memanfaatkan kesalahan-kesalahan kecil pemain Indonesia untuk melancarkan ancaman ke gawang Dafa Al Gasemi.
Setelah babak pertama berakhir tanpa gol, pelatih Nova Arianto mulai melakukan rotasi pemain demi menambah variasi serangan.
Masuknya Evandra Florasta, Aldyansyah Taher, dan Alberto Fadly Hengga di babak kedua memberikan dampak positif.
Pergantian pemain ini membuat Afghanistan tetap memberikan tekanan melalui tendangan-tendangan jarak jauh.
Zahaby Gholy juga diturunkan untuk membuat daya gedor, meski sempat diganjar kartu kuning karena aksi diving.
Namun, semangat juang tinggi tetap ditunjukkan seluruh pemain Indonesia hingga menit akhir.
Gol pembuka akhirnya lahir pada menit ke-90 plus 5 melalui skema serangan balik cepat yang diselesaikan dengan dingin oleh Hengga.
Satu menit berselang, Gholy menegaskan kemenangan Timnas Indonesia U-17 dengan gol keduanya dari skema serupa, menutup pertandingan dengan skor 2-0.
Nova Arianto menyatakan puas dengan para pemain lapis kedua yang menunjukkan kedewasaan bermain di laga krusial.
Statistik mencatat, ini adalah kemenangan ketiga berturut-turut Timnas Indonesia U-17 dengan catatan cleansheet. (*)