Sahrin juga menegaskan bahwa Gerakan Rakyat terbuka bagi seluruh warga negara Indonesia, tanpa membatasi keanggotaan hanya pada pendukung Anies Baswedan.

"Karena ini adalah organisasi kemasyarakatan, maka keanggotaan seharusnya cuma satu, warga negara Indonesia, sudah itu saja," tegasnya

Bahkan anggota partai politik lain juga dipersilahkan untuk bergabung, asalkan memiliki komitmen terhadap nilai-nilai demokrasi dan perubahan.

Deklarasi Gerakan Rakyat turut memicu spekulasi mengenai kemungkinan ormas ini bertransformasi menjadi partai politik untuk Pilpres 2029.

Namun, baik Anies maupun Shahrin menepis anggapan tersebut. Mereka menegaskan bahwa fokus utama saat ini adalah membangun Gerakan Rakyat sebagai organisasi masyarakat bukan sebagai partai politik.

"Kita masih fokus di Gerakan Rakyat sebagai perkumpulan berbadan hukum. Kita masih konsolidasi Gerakan Rakyat sebagai organisasi kemasyarakatan," tegas Shahrin.

Anies berkomentar bahwa anggapan tersebut terlalu jauh, sedangkan Gerakan Rakyat saja baru dideklarasikan menjadi organisasi masyarakat.

“Kejauhan,” ucap Anies.

Apakah Gerakan Rakyat akan tetap menjadi ormas atau berkembang menjadi kekuatan politik di masa depan? Hanya waktu yang bisa menjawab. (*)