Harga keekonomian ini didasarkan pada mekanisme pasar yang mencerminkan berbagai faktor seperti harga minyak mentah dunia, biaya produksi dan distribusi, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS, serta margin keuntungan yang wajar bagi badan usaha.
Oleh karena itu, harga BBM nonsubsidi cenderung lebih fluktuatif dan dapat berbeda antar penyedia.
(BACA JUGA: Ahok Syok! Kejagung Punya Bukti Korupsi Pertamina yang Lebih Besar dari Dugaan Awal!)
Selain Pertamina, terdapat sejumlah perusahaan swasta yang juga berperan dalam penyediaan dan penjualan BBM non subsidi di Indonesia.
Beberapa di antaranya adalah Shell, Vivo, dan BP-AKR, yang memiliki jaringan SPBU (Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum) di berbagai daerah.
Perusahaan-perusahaan ini diberi kewenangan untuk menetapkan harga BBM non subsidi secara mandiri.
Selama tetap mengikuti peraturan dan pedoman yang ditetapkan oleh pemerintah, serta menjaga prinsip persaingan usaha yang sehat di sektor energi.
Setelah beberapa bulan harga BBM non subsidi relatif stabil, masyarakat kini mendapat kabar gembira: harga BBM jenis ini turun serentak di seluruh SPBU Indonesia per 1 Mei 2025.
Penurunan ini dapat menjadi angin segar bagi pelaku logistik dan transportasi yang sangat bergantung pada BBM non subsidi.
Berikut merupakan rincian harga terbaru bahan bakar di seluruh SPBU di Indonesia :
Pertamina
Pertalite: Rp10.000 per liter
Solar Subsidi: Rp6.800 per liter
Pertamax: Rp12.400 per liter
Pertamax Turbo: Rp13.300 per liter
Pertamax Green: Rp13.150 per liter
Pertamina Dex: Rp13.750 per liter
BBM Shell
Super: Rp12.730 per liter
V-Power: Rp13.170 per liter
V-Power Diesel: Rp13.180 per liter
V-Power Nitro+: Rp13.360 per liter
BP-AKR
BP Ultimate: Rp13.170 per liter
BP 92: Rp12.600 per liter
BP Ultimate Diesel: Rp13.810 per liter
(BACA JUGA: Bikin Bingung! Kejagung Ralat Pernyataannya, Sebut Kasus Pertamina Merupakan Blending Bukan Oplosan)
Vivo
Revvo 90: Rp12.650 per liter
Revvo 92: Rp12.730 per liter
Revvo 95: Rp13.170 per liter
Diesel Primus Plus: Rp13.810 per liter
Dengan adanya penyesuaian harga BBM non subsidi per 1 Mei 2025 oleh seluruh badan usaha penyedia BBM di Indonesia, konsumen kini memiliki lebih banyak pilihan dengan harga yang relatif lebih kompetitif.
Langkah serentak ini juga memperlihatkan pentingnya sinergi antara kebijakan negara dan mekanisme pasar dalam menjaga stabilitas harga energi domestik.
Bagi masyarakat terutama pengguna BBM non subsidi, momentum ini bisa dimanfaatkan untuk mengatur ulang strategi konsumsi bahan bakar, baik untuk kebutuhan pribadi maupun operasional bisnis di tengah tren harga energi yang terus bergerak.
Pantau terus kebijakan energi nasional dan dampaknya terhadap harga konsumen hanya di DB News – sumber terpercaya informasi ekonomi dan kebijakan publik. (*)
Harga keekonomian ini didasarkan pada mekanisme pasar yang mencerminkan berbagai faktor seperti harga minyak mentah dunia, biaya produksi dan distribusi, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS, serta margin keuntungan yang wajar bagi badan usaha.
Oleh karena itu, harga BBM nonsubsidi cenderung lebih fluktuatif dan dapat berbeda antar penyedia.
(BACA JUGA: Ahok Syok! Kejagung Punya Bukti Korupsi Pertamina yang Lebih Besar dari Dugaan Awal!)
Selain Pertamina, terdapat sejumlah perusahaan swasta yang juga berperan dalam penyediaan dan penjualan BBM non subsidi di Indonesia.
Beberapa di antaranya adalah Shell, Vivo, dan BP-AKR, yang memiliki jaringan SPBU (Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum) di berbagai daerah.
Perusahaan-perusahaan ini diberi kewenangan untuk menetapkan harga BBM non subsidi secara mandiri.
Selama tetap mengikuti peraturan dan pedoman yang ditetapkan oleh pemerintah, serta menjaga prinsip persaingan usaha yang sehat di sektor energi.
Setelah beberapa bulan harga BBM non subsidi relatif stabil, masyarakat kini mendapat kabar gembira: harga BBM jenis ini turun serentak di seluruh SPBU Indonesia per 1 Mei 2025.
Penurunan ini dapat menjadi angin segar bagi pelaku logistik dan transportasi yang sangat bergantung pada BBM non subsidi.
Berikut merupakan rincian harga terbaru bahan bakar di seluruh SPBU di Indonesia :
Pertamina
Pertalite: Rp10.000 per liter
Solar Subsidi: Rp6.800 per liter
Pertamax: Rp12.400 per liter
Pertamax Turbo: Rp13.300 per liter
Pertamax Green: Rp13.150 per liter
Pertamina Dex: Rp13.750 per liter
BBM Shell
Super: Rp12.730 per liter
V-Power: Rp13.170 per liter
V-Power Diesel: Rp13.180 per liter
V-Power Nitro+: Rp13.360 per liter
BP-AKR
BP Ultimate: Rp13.170 per liter
BP 92: Rp12.600 per liter
BP Ultimate Diesel: Rp13.810 per liter
(BACA JUGA: Bikin Bingung! Kejagung Ralat Pernyataannya, Sebut Kasus Pertamina Merupakan Blending Bukan Oplosan)
Vivo
Revvo 90: Rp12.650 per liter
Revvo 92: Rp12.730 per liter
Revvo 95: Rp13.170 per liter
Diesel Primus Plus: Rp13.810 per liter
Dengan adanya penyesuaian harga BBM non subsidi per 1 Mei 2025 oleh seluruh badan usaha penyedia BBM di Indonesia, konsumen kini memiliki lebih banyak pilihan dengan harga yang relatif lebih kompetitif.
Langkah serentak ini juga memperlihatkan pentingnya sinergi antara kebijakan negara dan mekanisme pasar dalam menjaga stabilitas harga energi domestik.
Bagi masyarakat terutama pengguna BBM non subsidi, momentum ini bisa dimanfaatkan untuk mengatur ulang strategi konsumsi bahan bakar, baik untuk kebutuhan pribadi maupun operasional bisnis di tengah tren harga energi yang terus bergerak.
Pantau terus kebijakan energi nasional dan dampaknya terhadap harga konsumen hanya di DB News – sumber terpercaya informasi ekonomi dan kebijakan publik. (*)